Why should we be grateful? It’s a simple question, with a simple answer, yet with a hard implementation. Jawabannya adalah karena kehidupan ini terus berputar. Kita ngga akan pernah tau apa yang akan terjadi beberapa bulan lagi, beberapa minggu lagi, beberapa hari lagi, bahkan beberapa jam di depan kita pun kita ngga tau hal baik atau buruk apa yang akan menimpa kita.
Mungkin aja saat ini kita bisa tertawa lebar dan menghambur-hamburkan banyak uang. But, we have no idea what will happen in a few days later, rite? Bisa jadi kita akan terpuruk dalam kesedihan, terjerat dalam kemiskinan, dan sebagainya. Lalu apa yang harus kita lakukan saat kita berada dalam episode paling menyedihkan dalam kehidupan kita? Hal pertama yang seringkali kita lakukan adalah mengeluh. Kedua, menangis. Ketiga, meratapi nasib. Keempat, menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa kita. Dan kelima, tell God that we surrender. Well, that’s very human.
Aku sendiri ngga memungkiri kalo aku melakukan kelima hal itu di saat-saat terburuk dalam hidup aku (atau lebih tepatnya saat-saat yang aku anggap terburuk dalam hidup aku). Kenapa aku menekankan pada kata anggap? Jawabannya mudah, itu semua bergantung pada sudut pandang kita akan masalah yang kita hadapi. Seringkali, dalam hidup ini kita menilai beberapa pengalaman pahit sebagai our worst condition ever.
Padahal kalo kita telaah lebih mendalam, apa bener orang yang paling sial dan menyedihkan saat itu adalah kita? The answer is NO! Contohnya, saat kita ditimpa musibah kecopetan, dengan isi dompet sebagai berikut:
1. Uang tunai 300 ribu rupiah
2. 4 buah kartu ATM di bank yang berbeda
3. 2 buah credit card yang baru akan dipakai
4. Selembar cek yang bisa segera dicairkan
Kita semua pasti akan langsung bersumpah-serapah dan merasa hari itu sangatlah sial. Hal yang biasanya kemudian dilakukan oleh korban kejadian ini adalah menyalahkan dirinya sendiri atau orang lain, dengan bergumam, “coba tadi gue ngga usah keluar rumah” atau “coba tadi gue ga jalan ama si A, pasti ngga akan kecopetan deh” dan seterusnya, dan seterusnya. Ocehan-ocehan untuk menyalahkan setiap orang ini akan terus muncul di kepala kita sampai akhirnya pada suatu titik kita sudah merasa lelah.
Tapi, apa pernah kita melihat sisi baik dari kejadian itu? Jawabannya adalah jarang.
Padahal kalo dipikir-pikir, we’re lucky enough, it’s just our wallet instead of our life. Kalo saat itu si pencopet bawa senjata tajam dan melukai kita sampe nyawa kita melayang, coba bayangin seberapa banyak orang yang akan menangisi kepergian kita dengan cara yang keji itu. Coba bayangin seberapa banyak air mata yang akan dikeluarkan ayah dan ibu kita saat melihat kita terbaring kaku di hadapan mereka.
Ya, itulah yang harus kita syukuri. Kita hanya kehilangan dompet, ngga kehilangan nyawa. Kita ngga pernah tau kan apa yang akan kita dapet di waktu yang akan datang. Siapa tau setelah kehilangan dompet itu, kita dapet uang dalam jumlah yang lebih banyak bulan depan, atau menang undian, dan sebagainya.
Teruuuss, yang jarang banget kita sadari adalah masih banyak orang di luar sana yang bernasib lebih buruk dari kita. Bahkan saat ini pun, saat kita duduk anteng di depan komputer atau laptop, di atas kursi yang nyaman, dan di dalam ruangan ber-AC, banyak orang di luar sana yang sedang memeras keringatnya demi sesuap nasi.
Waktu kita tidur nyenyak di malam hari, di atas kasur yang super empuk, dan memakai selimut tebal yang lembut, banyak bayi, anak kecil, dan orang lansia di luar sana yang terbaring di atas kardus bekas yang digelar di halaman sebuah toko.
Di saat kita menyantap makanan lezat dengan piring yang bersih dan mahal, dan dikelilingi anggota keluarga yang lengkap, banyak anak kecil di luar sana yang makan dari sisa makanan orang lain di tempat sampah, tanpa ditemani kedua orang tuanya.
Yang sejauh ini berusaha aku sampaikan adalah, dalam hidup ini, kita ngga boleh terus-menerus meratapi nasib buruk. Roda kehidupan akan terus berputar. Kalo saat ini kita berada di lembah kehancuran, maka suatu hari nanti kita akan berada di puncak kesuksesan. Jangan pernah melihat ke belakang kecuali untuk mengambil pelajaran dari pengalaman kita. Hal yang harus kita lakukan adalah menatap lurus ke depan dan berjuang untuk hari esok yang lebih baik. Because, yesterday is a lesson, today is a gift, and tomorrow is a surprise. So, enjoy your life! J
Ini beberapa gambar yang mungkin bisa mengingatkan kita tentang betapa indahnya hidup kita.
ketika kita tidur di kasur yang empuk dan hangat,
ada orang yang tidur di sisi jalan yang keras dan dingin.
ketika kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga,
ada anak kecil di luar sana yang tidak memiliki orang tua.
ketika kita masih bisa makan bersama keluarga dengan menu yang lezat,
ada anak-anak kecil di luar sana yang memakan makan yang tidak layak dimakan.
sumber gambar: google